Chapter 3 Smith Group
Bisnis utama grup
Smith awalnya adalah bank, dengan nama Smith Bank (bank Smith).
Sebagai bank,
bisnisnya dengan memberikan pinjaman dan mendapatkan penghasilan dari bunga. Namun selain itu Smith Bank juga
melakukan investasi ke bisnis lainnya, baik sebagian maupun seluruhnya, sehingga bisnisnya mulai berkembang ke sektor yang lain. Beberapa perusahaan yang sahamnya dimiliki 100% oleh Smith Bank adalah
perusahaan perhotelan dengan nama Smith Hotel (hotel Smith), perusahaan restoran
dengan nama restoran yang berbeda-beda di setiap cabangnya, perusahaan mall dan
supermarket dengan nama Smith Supermarket dan perusahaan keamanan yaitu Smith
Security yang menyediakan tenaga kerja seperti satpam, OB, CS dan lain-lain ke
perusahaan-perusahaan yang menyewa tenaga kerjanya. Secara bersama-sama
perusahaan-perusahaan tersebut biasa dikenal dengan nama perusahaan grup Smith,
dengan Smith Bank sebagai holding company-nya. Selain itu ada
perusahaan-perusahaan lain yang sahamnya dimiliki oleh Smith Bank, baik sebagai
pemilik saham mayoritas maupun yang hanya memiliki sebagian saham.
Semua perusahaan grup Smith harus memakai rekening Smith Bank dan pegawai outsourcing
seperti satpam, OB, CS dari perusahaan Smith Security. Perusahaan lainnya yang
sahamnya dimiliki mayoritas oleh Smith Bank juga diwajibkan memakai rekening
Smith Bank dan pegawai outsourcing terutama satpam dari Smith Security. Selain
itu, semua perusahaan grup Smith diwajibkan sedapat mungkin memakai jasa atau
produk dari sesama perusahaan grup Smith. Smith Bank biasanya juga menambahkan
klausul pemakaian rekening Smith Bank dan produk-produk atau jasa lainnya dari
grup Smith ketika akan melakukan investasi, walaupun nilai investasinya tidak
sampai mayoritas. Smith Bank juga mensyaratkan pemakaian rekening Smith Bank
ketika memberikan pinjaman. Hal-hal tersebut semakin memperkuat dan memperbesar
grup Smith.
Sebagai CEO grup Smith, Jack mempunyai
rekening pribadi dengan kartu kredit yang unlimited. Jack juga mempunyai otorisasi mutlak atas rekening perusahaan. Jack mempunyai kartu khusus sebagai identitas bahwa
pemegang kartu tersebut adalah CEO grup Smith. Kartu tersebut bisa sebagai
kartu kredit/debit, juga bisa sebagai kartu VVIP
yang jika dipakai di perusahaan-perusahaan grup Smith seperti di
hotel, di resto,
dan di supermarket, maka
akan terdeteksi oleh sistem perusahaan tersebut sebagai VVIP yang harus dilayani secara maximal dengan prioritas
utama. Baik kartu ataupun online bankingnya terproteksi berlapis dengan pin, sidik jari atau konfirmasi ke email atau HP Jack.
Selain Jack, Evelyn dan para direktur tiap perusahaan grup Smith juga
memiliki kartu seperti itu, dengan fasilitas dan tingkat otorisasi yang berbeda
dengan kartu milik Jack. Selain dari perusahaan grup Smith, Jack dan Evelyn selalu
berusaha untuk bisa mendapatkan fasilitas atau kenyamanan dari perusahaan lain sebagai
CEO dan wakil CEO grup Smith. Misalnya ketika Jack dan Evelyn berhasil mendapatkan
fasilitas naik pesawat.
Saat itu Jack dan Evelyn naik pesawat dengan membeli secara normal
sebagaimana penumpang pada umumnya. Evelyn yang selalu berusaha melindungi dan
menjaga Jack merasa perlu ada perlakuan khusus untuk Jack.
“Kira-kira kita perlu punya bisnis di bidang penerbangan gak? Agar kita
bisa nyaman setiap kali bepergian naik pesawat”, tanya Evelyn kepada Jack yang
duduk disampingnya di kelas bisnis ketika sedang naik pesawat.
“Perlu permodalan besar, sehingga bisa mengganggu kestabilan grup Smith
jika kita mau mulai bisnis penerbangan dari awal”, jawab Jack menolak ide bisnis
di bidang penerbangan.
“Namun ada cara lain agar kita bisa mendapatkan kenyamanan dalam bepergian
naik pesawat. Kalau tidak salah perusahaan pesawat Eagle Airlines ingin memperpanjang
hutangnya ke kita. Kita setujui saja dengan menambahkan klausul untuk
kenyamanan kita di kontrak yang baru”, kata Jack menjelaskan idenya.
“Ok, akan kuatur pertemuan pembahasan kontraknya”, kata Evelyn memahami
maksud Jack.
“Di kantornya mereka saja pembahasannya. Aku ada ide”, kata Jack.
Kemudian pada saat pertemuan, akhirnya Eagle Airlines menyetujui klausul tambahan
bahwa akan memberikan pelayanan maximal dan khusus untuk Jack dan Evelyn ketika
naik pesawat mereka.
“Saya ingin membahas detil teknisnya dari klausul tersebut. Apakah di
sistem anda ada pembaca kartu kredit yang link ke sistem?”, tanya Jack. Evelyn
langsung mengerti maksud Jack.
“Ada”, jawab CEO Eagle Airlines. “Tolong panggilkan petugas operator sistem
dan bawa peralatan yang dibutuhkan ke ruang rapat sini”, perintah CEO Eagle
Airlines ke bawahannya.
Akhirnya kartu Jack dan Evelyn di daftarkan di dalam sistem Eagle
Airlines, termasuk wajah (face recognition), sidik jari (fingerprint scan) dan NIK
dari Jack dan Evelyn, sehingga setiap Jack atau Evelyn memesan tiket ke Eagle
Airlines akan ada peringatan di sistemnya sebagai tamu VVIP yang harus diberi
pelayanan dengan maximal, khusus dan gratis, serta selalu ada kepastian
mendapatkan kursi, tidak kehabisan kursi.
“Wah, sepertinya saya juga perlu didaftarkan seperti ini, agar pegawai
yang belum pernah tahu wajah saya bisa aware”, kata CEO Eagle Airlines sambil
tertawa bercanda.
Next chapter
Comments
Post a Comment